Label

Minggu, 26 Juni 2011

Kata Shotokan

Kata yang berarti bentuk resmi atau kembangan juga memiliki arti sebagai filsafat. Kata memainkan peranan yang penting dalam latihan karate. Setiap kata memiliki embusen (pola dan arah) dan bunkai (praktik) yang berbeda-beda tergantung dari kata yang sedang dikerjakan. Kata dalam karate memiliki makna dan arti yang berbeda, bahkan kata juga menggambarkan sesuatu, Inilah kata sebagai filsafat. Karena itulah kata memiliki peranan yang penting sejak jaman dulu dan menjadi latihan inti dalam karate. Gichin Funakoshi mengambil kata dari perguruan Shorei dan Shorin.
Shotokan memiliki 26 kata yang terus dilatih hingga kini. Ada yang populer ada pula yang tidak. Masing-masing mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Karena itu wajib bagi tiap karateka untuk mengulang berkali-kali bahkan ratusan kali.

Kata
Arti
Nama Asli
Takeoku Shodan
Pembuka jalan (1)
-
Takeoku Nidan
Pembuka jalan (2)
-
Takeoku Sandan
Pembuka jalan (3)
-
Heian Shodan
Pikiran yang damai (1)
Pinan Nidan
Heian Nidan
Pikiran yang damai (2)
Pinan Shodan
Heian Sandan
Pikiran yang damai (3)
Pinan Sandan
Heian Yondan
Pikiran yang damai (4)
Pinan Yondan
Heian Godan
Pikiran yang damai (5)
Pinan Godan
Tekki Shodan
Satria yang kuat (1)
Naihanchi
Tekki Nidan
Satria yang kuat (2)
 -
Tekki Sandan
Satria yang kuat (3)
 -
Bassai Dai
Menembus benteng (besar)
Passai
Kanku Dai
Menatap langit (besar)
Kushanku
Enpi
Burung layang-layang terbang
Wanshu
Hangetsu
Bulan separuh
Seishan
Jion
Nama biksu Budha, pengampunan
Jion
Nijushiho
24 langkah
Niseishi
Sochin
Memberi kedamaian bagi orang banyak
Sochin
Bassai Sho
Menembus benteng (kecil)
 -
Kanku Sho
Menatap langit (kecil)
 -
Jitte
Bertarung seolah-olah dengan kekuatan 10 orang
Jitte
Chinte
Tangan yang luar biasa
Chinte
Meikyo
Cermin jiwa
Rohai
Gankaku
Bangau diatas batu
Chinto
Wankan
Mahkota raja
Wankan
Gojushiho Sho
54 langkah (kecil)
 -
Gojushiho Dai
54 langkah (besar)
Useishi
Unsu
Tangan seperti awan
Hakko

Selasa, 21 Juni 2011

MARS INKANAS

MARS INKANAS

Ciptaan : Sartono, SE

 



BERSAMA INKANAS KITA MAJU


WAHAI PEMUDA PEMUDI BANGSAKU
MARILAH KITA BERSATU PADU
KITA SINGSINGKAN LENGAN BAJU
UNTUK BANGSA DAN NEGARAMU

PELIHARA KEPRIBADIANMU
PATUH DAN JUJUR SELALU
TINGKATKANLAH PRESTASIMU
BERSAMA INKANAS KITA MAJU

JANGAN SOMBONG TINGGI HATI
GUNAKANLAH ILMU PADI
SANTUN DAN KUASAILAH DIRI
BERSAMA INKANAS KITA MAJU

JANGAN TAKUT JANGAN GENTAR
UNTUK MEMBELA YANG BENAR

MARI BERGANDENG TANGAN
UNTUK MERAIH CITA
BERSAMA INKANAS KITA MAJU

MARI BERGANDENG TANGAN
UNTUK MERAIH CITA
BERSAMA INKANAS KITA MAJU

(musik kembali ke awal)

BERSAMA INKANAS KITA MAJU




Senin, 20 Juni 2011

Sebuah Renungan

PUISI INKANAS

SEBUAH RENUNGAN

Karya : Iptu Yayah Rokaya


Aku berdiri disini…….
Ketika kalender menunjuk angka 28 Agustus 2005
Kulepaskan pandang yang penuh rindu
Pada hamparan luas yang terbentang diujung mata
Dadaku terasa lapang
Luapan gembira memenuhi rongga dada

Namun…………..
Saat pikiran mulai mengembara
Ada perasaan sedih yang mencekam
Bagaimana aku bisa meninggalkan tempat itu
Dengan hati yang senang tanpa kesedihan ?
Begitu panjang hari hari yang telah kulalui
Terlalu banyak kepingan jiwaku berserakan
Disepanjang jalan tempat itu
Dan terlalu banyak buah kerinduanku
Berlarian menyelinap diantara kebesaran nama tempat itu
Bukan hanya lembaran baju yang ku tanggalkan dari badan ini
Tapi serpihan kulit, yang kurobek dengan tanganku sendiri

Namun………..
Tak mungkin aku menunggu lebih lama lagi
Ultimatum,
Telah memberangusku !
Aku harus segera berangkat
Diam termangu
Meski malam yang berjalan bagai panas yang
menghanguskan,
Sama dengan tenggelam dalam kebekuan
Hampir saja aku tergoda
Untuk membawa segala yang mungkin kubawa

Tapi bagaimana bisa  ?
Getar sebuah suara tak mungkin menyendang
Lidah dan bibir yang melahirkannya
Ketikku layangkan pandangan kembali
Tampak kehidupan baru ndah terbentang
Maka rasa gembirapun membuncah memenuhi rongga dada
Dan inilah mimpiku yang lebih nyata

Aku siap berangkat
Gairahku mekar terkembang
Bagai layar terpasang, membentang menadah angin
Inkanas  !!
Kuseru namamu
Dan….kulabuhkan harapanku…

Arti Lambang FORKI


BENTUK  :
Segi Lima dengan garis atas dan garis bawah membentuk sudut

ARTI :
Segi Lima melambangkan olahraa Karate yang dibina oleh FORKI, berdiri atas dasar semangat 17 Agustus 1945, berazaskan Pancasila dan Sumpah Karate.
Tujuh buah lingkaran berwarna mera, melambangkan keolaragaan Karate dan Sapta Prasetya FORKI

WARNA :
Dasar kuning dengan kombinasi hitam diatas dengan tulisan FORK berwarna putih dan huruf K berwarna hitam, serta warna merah pada tujuhbuah lingkaran yang terletak dibawah gambar dibawah huruf K.

ARTI :
Warna kuning melambangkan keagungan
Warna hitam melambangan keteguhan tekad
Warna merah melambangkan keberanian
Warna putih melambangkan kesucian
Gambar huruf K berwarna hitam menggambarkan seorang Karate-Ka yang sedang siap sedia.

Minggu, 19 Juni 2011

Sejarah Inkanas

Perguruan INKANAS didirikan oleh pentolan pendiri LEMKARI

INKANAS  didirikan oleh para pentolan pendiri Lemkari yang sudah menyatakan keluar dari Lemkari, setelah mendapat Izin tertulis dari Ketua Umum PB. Lemkari Drs. Taufik Efendi yaitu  Jenderal (Purn) Wijoyo Suyono, Drs. Kariyanto, Irjen Pol (Purn)  DR. Hadiman, Vence Rumangkang, Irjen Pol Drs. Darwan Siregar, Rahimi Sutan dan beberapa senior ex-Lemkari : Herman Muchtar, Drs Djafar Djantang, Msi, Drs. Arjuna Muluk, Ellong Tjandra, SE, MM , Johanes Souisa, Tono Soe’oed, SH,  Noor Soleh, Baginda Sitorus, Ir. Apris Hamid, Dasril Muchtar, Ir. Bagoes Ellan, Dr. Ir. Jaya Murni, Hakim Mulyono, BCAP, Rene Soepardi dan tokoh senior seluruh Indonesia bersama PB. MKC-IND yaitu Ir Simpei Garang M.Eng, Ruslan Wahab, Deofavan, SH, Yasirli dll, melalui kongres MKC-IND yang berlangsung pada tanggal 28 Agustus 2005 di Graha Kadin Kota Bandung,  yang berjalan sangat mulus dan lancar, dihadiri oleh 26 Pengda seluruh Indonesia yang merupakan tokoh ex Lemkari di Daerah, dan 6 (enam) Pengda tidak hadir tapi menyatakan dukungannya secara tertulis , selesai  Kongres mereka diberi mandat untuk mendirikan Inkanas didaerah dan mensosialisasikan dalam arti luas kepada seluruh masyarakat


Kongres dipimpin oleh Herman Muchtar, dan menghasilkan beberapa keputusan Penting diantaranya, penetapan Logo perguruan yang baru, menetapkan Dewan Guru, terdiri dari Ketua Ir. Simpei Garang M.Eng, Ketua Pelaksana Harian Elong Tjandra SE, , Wakil Ketua Pelaksana Harian Ruslan Wahab dan Ir Bagus Ellan, Sekretaris Drs. Djafar E Jantang,Msi , Kongres juga menetapkan Team Formatur terdiri dari Ketua Herman Muchtar, Sekretaris Deofavan, SH, Anggota Ruslan Wahab, Tono Soe’oed SH, Drs. Djafar Djantang, Team Formatur diberi waktu 1 (satu) bulan untuk menyusun pengurus Lengkap PB. INKANAS 2005-2008, apabila dalam masa belum terbentuk Kepengurusan PB. INKANAS, maka Formatur bertanggungjawab melaksanakan kegiatan Harian.

Dengan berdirinya Inkanas secara otomatis menjadi anggota PB. FORKI, karena mekanisme pembentukan Inkanas dilaksanakan sesuai ketentuan AD/ART Forki Bab V pasal 9 dan disaksikan oleh Ketua Umum PB. Forki Jenderal (Purn) Luhut B Pandjaitan, begitu juga dengan pelaksanaan kegiatan dilapangan bagi atlit, pelatih, wasit sudah dapat membawa nama INKANAS diarena/event Daerah dan Nasional karena sudah mendapat Izin Pindah Perguruan secara kolektif  dari Ketua Umum PB. Lemkari Bapak Drs. Taufik Efendi melalui surat Rekomendasi Nomor : 05/PB-LEM/KETUM/VIII/2005.


Bandung, 29 Agustus 2005
PENGURUS BESAR
INSITUT KARATE-DO NASIONAL ( INKANAS)
KETUA TEAM FORMATUR



HERMAN MUCHTAR

sumber : http://www.inkanas.org


Janji Wasit

Kami Wasit dan Juri FORKI berjanji:

1. Akan memimpin pertandingan ini dengan penuh rasa tanggung jawab dengan menjunjung tinggi Sumpah Karate

2. Akan memimpin pertandingan ini dengan adil dan tidak akan memihak kepada siapapun demi peningkatan prestasi Karate.

Sumber : http://www.inkanas.org

Janji Atlet

Kami atlet FORKI berjanji:

1. Akan bertanding dengan sportivitas yang tinggi dan berjiwa Karate-Do dengan menjunjung sumpah Karate

2. Akan mematuhi segala peraturan yang telah dan akan ditetapkan oleh Dewan Wasit

3. Akan menerima semua keputusan Dewan Wasit dengan kebesaran jiwa seorang Karate-Ka

Sumber : http://www.inkanas.org

Sapta Prasetya

1. SAYA BERJANJI, BAHWA SAYA AKAN TUNDUK DAN PATUH TERHADAP SEMUA PERINTAH-PERINTAH, LARANGAN-LARANGAN SERTA BIMBINGAN GURU.

2. SAYA BERJANJI AKAN MENJAUHKAN PERKELAHIAN DAN TIDAK AKAN MEMPERGUNAKAN ILMU OLAH RAGA KARATE INI, KECUALI UNTUK MEMBELA ATAU MEMBELA DIRT ()RANG LAIN YANG TERANCAM JIWANYA ATAU KESELAMATANNYA DAN KALAU SUDAH TIDAK ADA JALAN LAIN.

3 . SAYA BERJANJI TIDAK AKAN MELAKUKAN PERBUATAN-PERBUATAN YANG TIDAK SENONOH, MISALNYA : MENJADI TUKANG PUKUL SESEORANG (PELINDUNG) APABILA SAYA TAHU BAHWA YANG MEYURUH ITU ADA DI PIHAK YANG SALAH.
-SENGAJA BERKELAKUAN SECARA SOMBONG DAN MENONJOLKAN DIRI KEPADA ORANG LUAR MENGENAI ILMU OLAH RAGA KARATE SAYA.
-MENCARI GARA-GARA DENGAN ORANG LAIN, SEHINGGA MENGAKIBATKAN SUATU PERKELAHIAN.

4. SAYA BERJANJI DALAM MELAKUKAN LATIHAN-LATIHAN ATAU PERTANDINGAN-PERTANDINGAN AKAN MELAKUKAN SECARA SPORTIF, SEBAGAI OLAH-RAGAWAN YANG BAIK DAN AKAN MEMPERTINGGI NILAI OLAH RAGA KARATE INI.

5. SAYA BERJANJI AKAN TOLONG-MENOLONG, SEIA SEKATA DENGAN SEMUA KARATEKA DI INDONESIA KHUSUSNYA, DI SELURUH DUNIA UMUMNYA, DENGAN RASA SALING HARGA-MENGHARGAI DAN HORMAT-MENGHORMATI.

6. SAYA BERJANJI AKAN MEMENUHI SEMUA PERATURAN-PERATURAN YANG DIBUAT OLEH SEKOLAH / PERKUMPULAN OLAH RAGA KARATE SAYA.

7. SAYA BERJANJI AKAN MENJAGA NAMA BAIK SAYA SEBAGAI KARATEKA KHUSUSNYA DAN SEKOLAH / PERKUMPULAN UMUMNYA DALAM SEGALA TINDAK-TANDUK SAYA. APABILA SAYA MELANGGAR JANJI YANG TUJUH PASAL INI (SAPTA PRASETYA), MAKA SAYA BERSEDIA DIKELUARKAN DARI KEANGGOTAAN OLAH RAGA KARATE

 sumber : http://www.inkanas.org

Sejarah Karate DI Indonesia

Karate di Indonesia

Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh Tentara Jepang, melainkan oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembali ke tanah air, setelah mereka menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa mahasiswa Indonesia antara lain; Baud Adikusumo, Muchtar dan Karyanto mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan Karate (aliran Shotokan) di Indonesia, dan kemudian mereka membentuk wadah yang mereka namakan PORKI. Beberapa tahun kemudian berdatangan eks Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti; Setyo Haryono (Pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan Karate di tanah air.

Disamping eks Mahasiswa-mahasiswa tersebut diatas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesiadalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan Karate di Indonesia, mereka-mereka ini antara lain Matsusaki (Kushin-Ryu 1966), Ishi (Goju-Ryu 1969), Hayashi (Shitoryu 1971) dan Oyama (Kyokushinkai 1967).

Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (pengurus) Karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan Karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut,sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh Karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan Karate di tanah air, sehingga pada tahun 1972 terbentuklah satu wadah organisasi Karate yang diberi nama FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia). Walaupun dalam perjalanannya harus menghadapi berbagai rintangan dan hambatan.

Adapun mereka yang pernah menduduki jabatan sebagai Ketua Umum FORKI sejak tahun 1972 sampai dengan saat ini adalah:

1. Widjojo Sujono (1972-1977)
2. Sumadi (1977-1980)
3. Subhan Djajaatmaja (1980-1984)
4. Rudini (1984-1997)
5. Wiranto (1997-2001)
6. Luhut B. Pandjaitan (2001-sekarang)


sumber : www.inkanas.org

Sejarah Karate

Ilmu beladiri sebenarnya sudah dikenal semenjak manusia ada, hal ini dapat dilihat dari peninggalan purbakala antara lain; kapak-kapak batu, lukisan-lukisan binatang yang dibunuh dengan senjata seperti tombak dan panah.

Bela diri pada waktu itu hanya bersifat mempertahankan diri dari gangguan binatang buas dan alam sekitarnya. Namun sejak pertambahan penduduk dunia semakin meningkat, maka gangguan yang datang dari manusia mulai timbul sehingga keinginan orang untuk menekuni ilmu beladiri semakin meningkat.

Tersebutlah pada 4000 tahun yang lalu, setelah Sidharta Gautama pendiri Budha wafat, maka para pengikutnya mendapat amanat agar mengembangka agama Budha keseluruh dunia. Namun karena sulitnya medan yang dilalui, maka para pendeta diberikan bekal ilmu beladiri. Misi yang kearah barat ternyata mengembangkan ilmu "Pangkration" atau "Wrestling" di Yunani. Misi keagamaan yang berangkat kearah selatan mengembangkan semacam pencak silat yang kita kenal sekarang ini, salah satu misi yang ke Utara menjelajahi Cina menghasilkan Kungfu (belakangan di abad XII, Kungfu dibawa oleh pedagang Cina dan Kubilaikhan ke Negara Majapahit di Jawa Timur).

Dari Cina rombongan yang ke Korea menghasilkan beladiri yang kemudian kita kenal dengan Taekwondo. Dari Korea ternyata rombongan tidak dapat meneruskan perjalanan ke Jepang, tetapi berhenti hanya sampai Kepulauan Okinawa. Tidak berhasilnya masuknya rombongan ke Jepang, karena di Jepang saat itu sudah mengembangkan ilmu beladiri Jujitsu, Yudo, Kendo dan Ilmu Pedang (Kenjutsu). Namun sejarah mencatat bahwa pada tahun 1600an, Kerajaan Jepang telah menguasai Okinawa. Kerajaan Jepang telah memerintah Okinawa dengan tangan besi, penduduk dilarang memiliki senjata tajam, bahkan orang tua dilarang memakai tongkat, diam-diam bangsa yang terjajah ini mempelajari ilmu beladiri dengan tangan kosong yang waktu itu dikenal dengan nama TOTE. Dari satu teknik ke teknik lainnya, ilmu beladiri diperdalam dan para pendeta ikut mendorong berkembangnya ilmu beladiri TOTE ini.

Kemudian pada tahun 1921 seorang penduduk Okinawa bernama Funakoshi Gitchin memperkenalkan ilmu beladiri TOTE ini di Jepang dan namanya berubah menjadi KARATE, sesuai dengan aksen Jepang dalam cara membaca huruf Kanji, sejak saat itu Karate berkembang dengan pesat di Jepang.
(sumber: Booklet Piala Mendagri XIII & Mendiknas II Tahun 2009)